Membangun Kedaulatan Rakyat

 

Oleh M. Sarwani, wartawan Bisnis Indonesia 

Sumber: Bisnis Indonesia, Minggu, 03 Agustus 2008 

Perjuangan Adi Sasono membela wong cilik tidak pernah surut. Lewat buku terbarunya Rakyat Bangkit Bangun Martabat, dia mengingatkan tentang perlunya perubahan sosial untuk mencapai kedaulatan rakyat.

“Kini, yang diperlukan adalah perubahan sosial. Tentu saja, tidak akan ada perubahan sosial tanpa tindakan sosial. Sementara tindakan sosial tidak akan terwujud tanpa penyadaran. Penyadaran sosial inilah yang sesungguhnya menjadi tugas besar para pemimpin dan kaum terpelajar,” kata Adi Sasono dalam pengantarnya di buku tersebut.

Ajakan penulis buku tersebut mengingatkan kita akan sepak terjangnya pada masa lalu. Apa pun posisi Adi Sasono, dia ingin membangun kedaulatan rakyat melalui ekonomi kerakyatan, termasuk saat dia menjadi menteri koperasi pada masa pemerintahan Presiden B.J. Habibie. … continue reading this entry.

Sebuah Metafora : Kepemimpinan Yang Jazzy

Pemimpin seperti apa?

Kepemimpinan yang bertumpu pada daya kreasi rakyat atau Kepemimpinan yang tidak melekat pada person tetapi sebuah kolektif kesadaran rakyat untuk menggerakan perubahan

Berbeda dengan musik klasik, ada dirigen, partitur, pemain musik yang tertib di tempatnya masing, segudang pakem-pakem musik klasik, maka didalam musik jazz kebebasan, kreatifitas, keliaran, kejutan merupakan nafas dan jiwa musiknya. Ada saxophone, flute, drum, perkusi, bass gitar, piano yang masing-masing berdaulat penuh.

Disatu sisi ada keliaran, tapi segala keliaran tetapmenghasilkan harmoni yang asyik. Kebebasan dan keliaran tiap musisi, patuh pada satu kesepakatan, saling menghargai kebebasan dan keliaran masing-masingmusisi sekaligus menemukan harmoni dan mencapai tujuannya, yakni kepuasan diri musisinya dan kepuasan pendengarnya. … continue reading this entry.

Pandu “Winnetou” Ganesa:Pembuktian Tanggung Jawab

Senin, 7 Juli 2008 | 02:16 WIB

ANUNG WENDYARTAKA

Bagi pencinta buku petualangan karya penulis legendaris Jerman, Karl May, di Indonesia saat ini, sebagian besar pasti mengenal sosok pria tinggi besar, berbadan tegap, dan sekilas mirip orang Indian, yaitu Pandu Ganesa atau dalam surat elektronik ia sering memakai nama Gono.

Tak diragukan lagi, munculnya kembali Karl May di negeri ini, seperti kata sastrawan Seno Gumira Ajidarma dalam buku Menjelajah Negeri Karl May, tak terlepas dari usaha dan sepak terjang tak kenal lelah dari pengusaha kelahiran Kota Kediri 55 tahun silam ini.

Karya-karya Karl May yang sudah banyak dikenal sejak zaman Hindia Belanda, dan edisi bahasa Indonesianya pernah digandrungi masyarakat Indonesia sekitar tahun 1950 hingga tahun 1970-an, beberapa tahun lalu sempat menghilang. ”Dari riset saya di berbagai media di sini, selama tahun 1980 hingga tahun 2000-an memang hampir enggak ada orang yang pernah menyentuh Karl May. Satu-satunya orang Indonesia yang menyentuh hanya Seno (Gumira Ajidarma) tok. Itu tahun 1992,” ungkap Pandu Ganesa.

Menurut Pandu, selain artikel Seno di harian ini yang ditulis dalam rangka memperingati 150 tahun kelahiran Karl May atau Carl Friedrich May tahun 1992 tersebut, publisitas Karl May lain yang ada dalam kurun waktu lebih kurang 20 tahun sejak tahun 1980-an hanyalah sebuah artikel ringan di majalah bulanan Intisari. ”Satu-satunya artikel serius yang ada hanyalah tulisan Seno di Kompas,” kata Pandu menambahkan. … continue reading this entry.

Taman Baca Pondok Yatim


Taman Baca Pondokyatim

Buku adalah jendela dunia.

karena buku adalah sebuah sarana, tempat bersemayamnya berjuta informasi.
Dengan informasi, seseorang dapat terbuka cakrawala berfikirnya yang akan menimbulkan kebenarian untuk bermimpi dan memiliki motivasi untuk bergerak ke arah perubahan hidup yang lebih baik.
Perpustakaan dan taman bacaan adalah salah satu bagian dari pusat informasi.

 Begitupun dengan taman bacaan Pondokyatim, tempat ini mencoba menyajikan sebuah pusat informasi berupa taman bacaan yang sangat sederhana ditengah keterbatasannya.
Dengan semangat memajukan dan mencerdaskan anak-anak dilingkungan sekitar, taman bacaan tersebut didirikan. … continue reading this entry.

Tehnik Kepemimpinan Jawa dalam Pribadi Barack Obama

Ditulis oleh: Vincent Liong dan Anton Widjojo
Tempat, Hari & Tanggal: Jakarta, Kamis, 4 September 2008
Dalam budaya Jawa, pemimpin itu adalah karena suratan nasib, dan didukung oleh orang-orang yang ingin dipimpin oleh dirinya. Seorang pemimpin dari dalam lubuk hatinya tidak pernah ingin dan merasa layak untuk menjadi pemimpin. Bahkan untuk menghindari bahwa ia diharuskan memimpin, ia akan menceritakan segala kekurangannya, keterbatasannya, dengan harapan tidak dituntut untuk memimpin. Bilamana masyarakat tetap berkehendak agar dia yang memimpin, maka ia akan meminta bantuan dari rakyat agar dirinya dapat memimpin dengan benar.

Dalam kasus calon presiden Amerika yang bernama Barack Obama, yang pernah mengalami sebagian masa kecil di Jakarta dan memiliki ayah tiri yang adalah orang Indonesia; tampak sekali pengaruh pola kepemimpinan budaya Jawa. … continue reading this entry.

Laskar Pelangi : The Phenomenon

Oleh Asrori S. Karni, Hikmah September 2008

Kisah Ikal dan kawan-kawannya yang diceritakan dengan apik oleh Andrea Hirata dalam tetralogi  
Laskar Pelangi menginspirasi banyak kalangan.

– Sekian orang yang mengabdikan diri pada profesi tertentu tanpa pamrih mendadak mendapat energi baru.
– Sejumlah pemuda yang selalu resah tiba-tiba mendapat kekuatan batin baru untuk bangkit dari mental cengeng. … continue reading this entry.

Borders narrows loss for 2nd quarter

Sumber : Yahoo! News, AP Business Writer, 26 Agustus 2008 By SARAH SKIDMORE, AP Business Writer Tue Aug 26, 6:37 PM ET

PORTLAND, Ore. – Bookseller Borders Group Inc. said Tuesday that it narrowed its losses and slashed its debt during the second quarter, but continued to see sales slow as consumers limited their discretionary spending.

The Ann Arbor, Mich.-based company said it lost $9.2 million, or 15 cents a share, for the quarter ending Aug. 2. That compares with a loss of $25.1 million, or 43 cents a share for the same quarter of last year.

“We’re very pleased,” Borders Group CEO George Jones told The Associated Press. “We feel like we’ve been managing our business very well and cutting expenses.”

Investors greeted the results with optimism, sending Borders’ shares up more than 7 percent in after-hours trading.

The company, which has been restructuring and selling some business units, said that it lost $11.3 million, or 19 cents a share, from its continuing operations, compared with a loss of $18.1 million, or 31 cents a share, last year. … continue reading this entry.

Famous Peruvian writer applauds Obama’s candidacy

Sumber : Yahoo! News, 16 Agustus 2008, Sat Aug 16, 9:49 PM ET

CARACAS, Venezuela – Peruvian novelist and politician Mario Vargas Llosa says Barack Obama would make a “magnificent” U.S. president.

The prize-winning writer says Obama “represents the American dream,” though he also respects rival candidate John McCain.

One of Latin America’s best known writers, Vargas Llosa ran for Peru’s presidency in 1990, but lost to Alberto Fujimori.

He spoke to reporters on Saturday in Venezuela, where one of his plays is being performed. … continue reading this entry.

Books For the Fall: Obama, Woodward and Moore

Sumber : Yahoo! News, 18 Agustus 2008 By HILLEL ITALIE, AP National Writer Mon Aug 18, 11:05 PM ET

NEW YORK – In case you’re wondering which books to read this fall, Michael Moore has a suggestion: Don’t read any.

Not the new fiction by Toni Morrison or Philip Roth or Stephen King. Not that policy book by Sen. Barack Obama, whom Moore is supporting for president; or Bob Woodward‘s latest on the Bush administration; or Thomas Friedman’s manifesto on the environment.

Not even a little paperback meant as a handbook to the political campaigns. It’s called “Mike’s Election Guide 2008” and it’s written by a certain Academy Award-winning filmmaker and well known agitator named Michael Moore.

“There really is no time for any frivolity. People are already working two jobs to put gas in the tank, so they can drive from the first job to the second job. People need to spend as much of their free time as possible for candidates,” says Moore, who believes that electing progressives will improve the economy, and in the long run, enable people to read more.

“I would rather you go and work for a local candidate than read my book.”

A multibillion-dollar industry has been built around such “frivolity” and if Moore is looking for an argument — as he often is — he can begin with the team at Grand Central Publishing that’s releasing “Mike’s Election … continue reading this entry.

Obama book falls victim to booksellers’ rivalry

Sumber : Yahoo! News, 19 Agustus 2008 By HILLEL ITALIE, AP National Writer Tue Aug 19, 1:35 AM ET

NEW YORK – A new book about Sen. Barack Obama has intensified a rivalry between two powerful competitors: Barnes & Noble, Inc. and Amazon.com.

Chelsea Green Publishing, a small, liberal publisher based in Vermont, is releasing Robert Kuttner‘s “Obama’s Challenge,” a call for Obama to enact a bold, progressive economic agenda. It plans to distribute copies at next week’s Democratic National Convention, where Obama is expected to get the party’s presidential nomination.

Angering both Barnes & Noble and independent sellers, the publisher also will distribute coupons that can be redeemed exclusively through Amazon.com’s BookSurge, a “print-on-demand” service that through digital technology enables books to be printed in small quantities. … continue reading this entry.

« Older entries